Wednesday, July 20, 2011

teori network jaringan

Teori Network / Jaringan

Pendahuluan
Dalam membangun sebuah network diperlukan paling tidak sebuah protokol komunikasi.
Protokol komunikasi yang umum digunakan saat ini adalah protokol komunikasi TCP/IP.
Protokol bertugas untuk mengatur tata cara komunikasi antar perangkat (misalnya
komputer). Protokol TCP/IP sudah diterapkan hampir pada seluruh perangkat
telekomunikasi mulai dari perangkat telekomunikasi yang mudah kita jumpai sehari-hari –
seperti telepon genggam, PDA, IPOD touch– sampai perangkat-perangkat pada industri –
seperti PLC, DCS, dan sebagainya.
Protokol TCP/IP mendukung berbagai perangkat tersebut tidak lain adalah karena
kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
· merupakan standar yang terbuka sehingga setiap vendor bebas untuk
mengaplikasikannya di setiap perangkat mereka,
· dapat dihubungkan ke semua perangkat yang menggunakan protokol TCP/IP
karena menggunakan standar yang sama
· dapat dikembangkan oleh semua orang sehingga setiap ada kekurangan dapat
segera diperbaiki.
Arsitektur TCP/IP
Model OSI/ISO
Open System Interconnection (OSI) merupakan standar komunikasi komputer yang
dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (ISO) –yang merupakan
badan standardisasi internasional. Model OSI ini menjadi standar dalam bidang
komunikasi terutama networking di dunia pendidikan secara internasional.
Model OSI membagi komunikasi menjadi 7 lapisan (layer), seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
Application
Presentation
Session
Transport
network
Data Link
Physical
Gambar Layer OSI
1
Fungsi dari setiap layer tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nama Layer Fungsi Contoh
Application
(Layer 7)
Berkomunikasi antar aplikasi (services). HTTP, NFS, NTP,
FTP
Presentation
(Layer 6)
Mempresentasikan format data, seperti ASCII,
enkripsi, jpeg, dll
MIME, XDR
Session
(Layer 5)
Membangun, mengelola, dan mengakhiri
koneksi
TCP, SIP, RTP
Transport
(Layer 4)
Menyediakan layanan transfer data yang
handal untuk lapisan atas
TCP, UDP, SCTP,
SSL, TLS
network
(Layer 3)
Pengalamatan, routing, dan deteksi error IP, IP Security,
ICMP, IGMP,
OSPF
Data Link
(Layer 2)
Mengatur pengiriman, mendeteksi, dan
memperbaiki error yang mungkin terjadi pada
PPP, SLIP, PPTP,
L2TP
Physical
(Layer 1)
Mengirimkan sinyal yang merepresentasikan
0 dan 1 melalui medium.
Ethernet, tokenring,
RS232, RJ45,
d.l.l.
Model TCP/IP
Application
TCP UDP
IP
Network
Interface
(a)
(b)
Gambar (a) Model TCP/IP dengan 4 layer,
(b) Model TCP/IP dengan 5 layer dan perbandingannya dengan OSI Layer
Model TCP/IP terdiri dari 4 layer tapi dalam beberapa buku terkadang disebutkan juga 5
layer. Pada gambar diatas ditunjukkan kesetaraan antara model OSI dan model TCP/IP.
Layer Physical dan Datalink pada model TCP/IP dan OSI memiliki fungsi yang sama.
Layer IP memiliki fungsi yang sama dengan layer network pada model OSI. Pada layer ini
terdapat pengalamatan (alamat IP) dan proses routing. Pada layer transport, pada model
TCP/IP dibagi menjadi dua bagian yaitu TCP dan UDP. TCP menyediakan transmisi yang
berorientasi koneksi, dimana dalam melakukan komunikasi akan dibangun terlebih dahulu
2
Application
Presentation Application
Session
Transport TCP UDP
Network IP
Datalink Datalink
Physical Physical
koneksi dan dilakukan pemutusan koneksi ketika transmisi berakhir. Pada kenyataannya
sebagian dari TCP terdapat pada layer Session karena TCP mengatur dan menjaga sesi
koneksi agar tetap terhubung. UDP adalah transmisi yang bersifat connectionless. UDP
tidak menjamin data sampai pada tujuan sehingga UDP bukan merupakan protokol yang
handal dalam pengiriman data. Protokol UDP ini sering digunakan dalam komunikasi realtime
atau streaming yang tidak terlalu memperhatikan kelengkapan data tapi lebih
memperhatikan waktu delay.
Alamat IP
Alamat IP terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi 4 bagian yang dipisahkan oleh titik dan
masing-masing terdiri dari 8 bit yang dituliskan dalam bentuk desimal.
Contoh:
167 . 205 . 22 . 123
1 0 1 0 0 1 1 1 . 1 1 0 0 1 1 0 1 . 0 0 0 1 0 1 1 0 . 0 1 1 1 1 0 1 1
Kelas-kelas IP
Alamat IP dibagi menjadi beberapa kelas. Setiap kelas memiliki fungsi masing-masing
dalam penggunaannya. Pembagian kelas tersebut adalah sebagai berikut
Kelas Panjang Alamat
network
Angka Pertama pada
alamat IP
Jumlah IP lokal yang
dimiliki
A 1 byte 0-127 16.777.216
B 2 byte 128-191 65.536
C 3 byte 192-223 256
D 4 byte 224-239 N/A
E 5 byte 240-255 N/A
Penggunaan kelas A sampai kelas C didasarkan pada kebutuhan IP suatu instansi,
organisasi atau pun perusahaan. Kelas D merupakan rentang IP yang dialokasikan
penggunaanya untuk Multicast sedangkan kelas E merupakan rentang IP yang
dialokasikan untuk kegiatan eksperiment.
Alamat Network
Alamat network merupakan alamat IP pertama pada suatu network. Misalnya suatu
network memiliki jumlah IP 256, yaitu
167.205.22.0 – 167.205.22.255
maka alamat network di atas adalah 167.205.22.0
Alamat Broadcast
Alamat Broadcast adalah alamat IP terakhir pada suatu network. Pada contoh di atas
alamat broadcast-nya adalah 167.205.22.255
Alamat Loopback
Alamat loopback adalah alamat yang mengacu pada host itu sendiri, yaitu 127.0.0.0 atau
“localhost”.
3
Tipe transmisi
1. Unicast
Unicast adalah tipe transmisi satu ke satu dimana host hanya berkomunikasi dengan
satu host saja.
2. Multicast
Multicast adalah tipe transmisi satu ke banyak dimana dalam berkomunikasi pengirim
dapat mengirimkan data ke banyak host dalam satu kali pengiriman.
3. Broadcast
Broadcast adalah tipe transmisi satu ke banyak dimana pengirim mengirimkan data ke
semua host yang berada dalam satu network.
Subnetwork (subnet)
Subnetwork adalah pembagian network menjadi kelompok-kelompok network yang lebih
kecil. Pemecahan ini dimaksudkan untuk mempermudah pengelolaan dan pengawasan
network.
Dengan adanya subnet, alamat suatu network dituliskan dengan diikuti dengan prefix dari
network tersebut yang biasa juga disebut dengan istilah netmask. Sebagai Contoh
· 167.205.22.0 netmask 255.255.255.128
· 167.204.22.0/25
Angka 25 pada prefix didapat dari jumlah bit dari
255 255 255 128
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1
1 1
1 0 0 0 0 0 0 0
8 + 8 + 8 + 1
Jumlah alamat IP yang terdapat pada setiap network dapat dihitung dengan rumus
2n
dimana n adalah jumlah bit 0. Alamat IP pertama dan terakhir pada suatu network sudah
digunakan sebagai alamat network dan alamat broadcast maka alamat IP yang dapat
digunakan adalah sebanyak
2n-2
Subnet yang mungkin pada satu kelas C.
Notasi
CIDR netmask Network yang
ada host per network
Host yang
dapat
digunakan
/24 255.255.255.0 1 254 254
/25 255.255.255.128 2 126 252
/26 255.255.255.192 4 62 248
/27 255.255.255.224 8 30 240
/28 255.255.255.240 16 14 224
/29 255.255.255.248 32 6 192
/30 255.255.255.252 64 2 128
/31 255.255.255.254 128 2* 256
*hanya pada point-to-point
4
Contoh:
Misalkan terdapat host dengan alamat IP 167.205.23.77/26 maka host tersebut tersebut
berada pada subnet yang memiliki jumlah alamat IP sebanyak 64 buah. Jika subnet
dengan alamat network 167.205.23.0 memiliki jumlah alamat IP yang sama juga atau
dengan kata lain memiliki netmask atau prefix yang sama, maka alamat IP 167.205.23.77
merupakan subnet kedua pada network tersebut. Segmen subnet 167.205.23.0/26
memiliki rentang alamat IP dari 167.205.23.0-63 sehingga segmen selanjutnya memiliki
alamat network 167.205.23.64/26 dengan rentang alamat IP 167.205.23.64-127. Dengan
begitu dapat dilihat bahwa alamat IP tersebut terletak pada alamat network
167.205.23.64/26 dan memiliki alamat broadcast 167.205.23.127.

No comments: